No Go Pro Surya Pro Jadi

01.40 riskaaa 2 Comments

Mentari sudah tak malu-malu lagi menampakan ke elokannya, melihat cuaca secerah ini sepertinya rencana liburan, aku akan berjalan mulus Alunan Ringer Classic Phone dari ponsel mulai terngiang di telinga ' Jadi ga ?' Aku membaca kotak masuk dari elsa Jari tangan ku menekan tombol keypad ponsel 'Jadi' kata singkat yang gue ketik untuk membalas pesan singkat dari elsa. Jarum jam. Berdasarkan hasil cekcakcekcok tadi malam kami putuskan buat kumpul di rumah apink. "Lu kenapa ? " Aku mendekati gadis yang duduk di teras rumah bercat kuning ini Gadis tersebut tidak menggubris pertanyaan tersebut, butiran air dari kelopak matanya kian berjatuhan "Dia kenapa din ?" Aku mulai kepo bertanya pada dina yang sedari tadi nampaknya ada di sampingnya. "Pink kuncinya patah" ujar salah satu dari mereka "Lah kok bisa? Siapa yg matahin?" Tanya gadis yg akrab dengan sebutan apink ini Satu dari mereka yang duluan sampai hanya berani melirik satu sama lain "Sum itu keenapa nangis" pertanyaan terlontar lagi dari mulut apink "Iya itu " dina mencoba memberi isyarat sambil bola matanya tertuju pada kunci patah yg di pegang pemilik rumah "Cuma di tinggal sebentar udah gini, gimana jelasin sama ortu, yang ada malah enggak diijinin keluar lagi " celoteh apink yang mulai bingung "Lagi kamu ada-ada aja sum, kok bisa kunci patah " apink mulai geram melihat tingkah sum "Lah iya itu, aku saja ga bisa matahin lah sum, tenaga baja" celetuk toe "Hahahah " sambung tawa pirce Kami juga heran kok bisa kunci patah dan patahannya nyangkut di dalam. "Sudah sum jangan nagis nanti enggak cantik lagi" pinta ku saraya mencoba membuka tangannya yg menutupi wajah cantiknya "Lebih baik cari jalan keluar dari pada nangis" usul ku "Aku udah keliling cari ahli kunci tapi ga ada yg bisa." suaranya agar tersendat akibat tangisnya. "Iyo wes ra dadi ndek papuma ndek bago wae hahahha" celetuk pirce "Yeee lek ndek bago mah budal dewe iso, ga usah ngenteni liburan " jawab seseorang di sampingnya. Garin, Himawan dua sejoli *yaelah*ini mutusin buat cari ahli kunci dan ternyata tutup, ada yg bisa tapi jauh sekitar 10 km dari sini dan itupun nanti bukanya. Kami yang mendengar hanya bisa menghela nafas. akhirnya enggak ada solusi lagi apink menelfon orangtua, syukurlah beliau mengerti. Acara yang tadinya kita jadwalkan pukul 09.00 Wib akhirnya ngaret 1 jam lebih. (Biasa kalau enggak ngaret bukan arang indonesia) "Ini sudah jam sepuluh lebih " elsa melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganya "Iya, mau gimana lagi orang lainya belum datang" jawab dinda santai. Terik matahari yang bisa membuat kulit gosong tidak engurungkan niat kami, Dan Alhamdulillah kami sampai di tempat tujuan dengan selamat, sebelum memasuki area kami berkumpul. Dan petugas berpakaia orange mendekati kami. "Jadi satu ya, hitung semua" perinta petugas tersebut sambil membawa daftar jumlah pengunjung "Ya seperti di resto aja pak, ada daftar nya segala" celetuk toe "8 sepeda 16 orang pak" lapor apink sebagai kordinator perjalanan "Rp. 250.00" sambil menglihat daftar jumlah pengunhung di tanganya "kasih potongan la pak" rayu april yang ada di sampingnya "Enggak bisa dek sudah ketentuan, ini lihat " saraya menunjukan daftar list nya "Pak, saya punya saudar di sini namanya bambang " sambung bahrul (biasa taktik buat dapet potongan :V) "Bambang sudah mati" mata petugas tersebut tertuju pada cowok yang tadinya mengaku sbg saudara bambang " Iya orang masih kemarin saya ketemu pak" bahrul mencoba meyakinkannya "ayoo la pak di kasih discount inikan banyak" sambung sum "Iya udah, khusus kamu" sambil mendekati yg lain "Loh pak itu kok di kasih kita?" Lainya protes mendengar sum yang mendapat potongan. "Iya udah Rp.240.000" "Tambah lagi pak " "Ahh pasnya pak berapa Rp.220.000 ajalah" celetuk pirce "Itu tadi udah di kasih potongan 10.000" jelas pegawai tersebut. "Iya udah ini pak" apink menyerahkan uangnya "Kurang 15.000" "Udalah pak itu aja ini nanti di buat beli permen" ujar salah satu dari kami "Yaudah-yaudah buruan masuk" pinta pegawai tersebut meninggalkan kami "Eh tadi mana yg saudaranya bambang kesini" pegawai it membalikan badanya tanganya melambai isyarat memerintahkan mendekatinya "Kalau kamu saudara bambang berarti kamu kenal saya, saya saudara bambang" jelasnya "Loh tadi katanya bambang mati pak" "Tapi sekarang saudara hahahah" tawa garin. Dan kami memasuki area tanjung papuma. "Sa, yakin bisa" jalan yang terjal sedikit membuat ku takut "Udahlah kalau misal nanti ga bisa ya mudurkan" dia membelokan sepeda motornya. Setelah parkir motor kami langsung menelusuri jalan dan turun ke pantai. Dan kami menikmati panorama yang ada di sini. Setelah menelusuri area pantai Kami beristirah di pantai "Ayo selfie " ajak toe Kami hanya ketawa melihat tongsis yang dia pakek bukan menjepit gadgej melainka bungkus rokok ProMild Hahhaha Dan kami langsung berpose *biaakekiniangitu* Jika sekarang demam Go Pro kayak ini
kami juga ga mau kalah kami punya ini Surya Pro H A H A H A H A H A
Dan kami mutusin menuju puncak Ponsel apink berbunyi "Eh ame telfon ini tandanya kita disuruh turun" kami menuruni tangga dengan sedikit berat hati karna pesona puncak sekses memanjakan mata kammi, dan di sana kami tdk menghilangkan moment ambil gambar dan buat video yah, meskipun videonya kepotong-potong.

2 komentar: