Tertulis di Skenario

01.08 riskaaa 0 Comments








Di dalam bus kelas ekonomi yang berjalan mungkin seperti siput tak seperti layaknya bus-bus yang melaju dengan kecepatan normal, bisa dibilang pengamen bermodal tekad menjadi hiburan ku sore ini. Laki-laki berusia sekitar 52 tahun ini memainkan kunci gitarnya sambil mengeluarkan suara yang bisa dibilang suara yah layaknya om-om bernyanyi. Lirik demi lirik masuk kependengaran ku 'Tak kenal maka tak sayang, Tak sayang maka tak cinta, Itulah kata pepatah lama' aku mencoba memahami maksud lirik ini... Otak salah satu organ tubuh ku yang satu ini terus berfikir, apa benar pepatah tersebut ?? 'Tak Kenal maka tak sayang, Tak Sayang maka tak Cinta' Sepertinya pepatah lama ini tak berlaku bagi ku....

Aku Ingat....
Aku (perna) berada dimana aku menyayangi seseorang padahal aku tak mengenalnya...tapi kenapa rasa sayang itu ada...? Memang benar itu hanya pepatah lama, dan mungkin beda sama sekarang. Sekarang yang aku rasakan. Aku jalani.
Lamunan ku terpecahkan oleh sosok laki-laki yang bertubuh kekar, dengan menyodorkan bungkus permen pada diriku isyarat memintah upah dari hasil suara dia.
5 menit berlalu aku mengeluarkan ponsel yang berada disaku kiri, kutulis pesan singkat yang berisi bahwa aku dihibur oleh pengamen tadi dengan lirik lagunya yang klise...
Beberapa menit berlaku led merah tanda kotak masuk, aku membukanya tertera nama ' nyanya'
Nyanya : Meski tak kenal cinta pun tak apa-apa.
Aku : enggak salahkan?
Nyanya : Cinta tak pernah salah,karna cinta tau harus kemana.

Berulang kali aku membaca balasan terakhir nya dan dari sini aku dapat memahami memang benar cinta enggak salah karna cinta sendiri tau harus kemana. kemana? Ke orang yang kamu ingin kan. Balasnya.
Memang aku menginginkannya namun apa daya.. Hal itu belum aku temukan dalam skenario perjalan kisah ku..
Entah kapan aku sampai pada skenario itu, tapi yang aku harapkan apa yang aku inginkan tertulis dalam skenario ku. :)

You Might Also Like

0 komentar: